Ajaran Allah yang paling dasar bagi seorang yang awam adalah kesadaran untuk tidak berbohong. Berbagai jenis kebohongan yang terkonsepsi secara "baik" dan didefinisikan dengan "kecanggihan" membuat ketidakjelasan dan terjadi wilayah abu-abu dalam proses penegakan hukum. Tuduhan yang dilakukan unsur-unsur di masyarakat dianggap angin lalu dengan menganggap ada agenda politik di belakangnya. Kebohongan yang paling terbuka adalah janji penuntasan korupsi yang berakibat penegakan hukum mengalami kemunduran, angka kemiskinan menjadi tidak terdeteksi secara adil dan proporsional, juga deteksi akan pertumbuhan ekonomi yang hanya dinikmati segelintir orang. Bukankah korupsi penyebab utama kemiskinan spiritual, immaterial dan material. Yang kemiskinan tersebut diasumsikan secara absurd dengan ukuran mata uang asing. Tidak sesuai dengan yang sebenarnya, bukan yang sebenarnya/palsu. Kepalsuan (kehidupan)dunia mendorong perbuatan palsu pula. Pemutarbalikan fakta akan adanya penindasan kelompok mayoritas kepada minoritas akan kebebasan berekspresi&beragama, tidak menepati janji-janji ideologis, bersaksi palsu secara internasional yang relasinya kepada dimensi Ilahiyah berupa perbuatan dosa kepemimpinan yang kosekuensinya sebesar langit dan bumi. Menyikapi karut marut keadaan sudah saatnya upaya pemakzulan terhadap rezim ini digulirkan sebagai pesan dan ekspresi moralitas dan religuisitas yang utuh menyeluruh. Sudah cukup kepemimpinan yang dipenuhi kebimbangan, kegalauan, kegamangan, ketidakjelasan sikap tindak, keraguan,kelambatan,kereaksionaran digantikan dengan kepemimpinan profetik yang memberi kepastian akan keunggulan peradaban bangsa ke depan. Tata ulang ketatanegaraan kita dengan konstitusi yang mendunia dengan hikmah kebijaksanaan yang tertinggi dan teragung di haribaanNYA. Bangkitlah Peradaban NUSANTARA!!!!
Komentar
Posting Komentar