Cukup sudah dan hilangkan adanya persepsi rakyat kecil karena peradaban yang kita bangun adalah menjadikan rakyat/masyarakat yang berperadaban(yang tinggi dan agung sesuai janjiNYA). Terminologi rakyat kecil itu hanyalah menjadi komoditas pertarungan idiologis,politis, ekonomis, sosial dan budaya.Kenyataan konsep teoritik dan aplikasi praktis yang utuh memperjelas hak semua untuk hidup sebagai manusia yang utuh pula. Menyatunya keimanan,keilmuan, teknologi yang baik dan cocok secara masif dan sistemik yang tentu saja berpihak kepada semua, mejadi tatangan ke depan. Pemberantasan kemiskinan yang identik dengan penghapusan dan pemerdekaan rakyat kecil namun berlaku juga bagi semua kalangan, ada dalam lingkup 1.kemiskinan material/harta kebendaan,2.kemiskinan immaterial/pemberdayaan kapasitas,kompetensi dalam kreatifitas&innovasi membentuk peradaban unggul, dan 3.kemiskinan spirtual/pemahaman akan agama,sikap tindak taat azas kepada hukum dan kesamaan dalam pelayanannya, perilaku cinta kasih,karakter keadaban yang masih miskin/belum dihargai,dijiwai dalam setiap langkah kehidupan.
Meredifinisi dan meresolusikan pendekatan kesejahteraan yang membuka peluang dan kesempatan yang sama untuk sejahtera lahir dan bathin, dunia dan akhirat, dengan berusaha membuat terobosan agar semua khalayak memiliki relevansi ilmu dan teknologi, relasi positif dalam hubungan kemasyarakatan, kecerdasan yang utuh untuk berkarya, akses jaringan yang seluas mungkin, memiliki pengaruh berlandaskan meritokrasi, regulasi yang utuh,komprehensif dan memerdekakan, disamping tentu saja modal baik modal ekonomis maupun sosial bagi semua. Setiap kita memilki misi masing-masing secara struktutal dan kultural. Namun dipersatukan dalam tugas keilahian yang holistik untuk dapat lebih dan lebih lagi memberi dan berkontribusi untuk diri dan sesama. Hidup berkualitas dengan kesederhanaan dan kepantasan yang selalu ingin memberi kepada sesama atau mengejar kuantitas yang tak akan puas-puasnya dalam kerakusan menjadi pilihan yang jelas.
Ekonomi alternatif yang harus dijabarkan lebih lanjut dalam hukum yang berkeadilan, guna terjadinya pemaknaan yang utuh akan kesejahteraan(dunia&akhirat) sudah saatnya dimajukan. Sistem yang dibangun dan dikembangkan ini dapat menjadi pemukul pertama kemiskinan materi,immateri dan spiritual bagi semua.
Yang pertama alternatif pemikiran ekonomi akan makna pertumbuhan(growth) dan pengembangan(expanding) yang menghitung sampai berapa besar daya dukungnya bagi peradaban , ke dua pemaknaan kembali akan sektor usaha terutama pemberdayaan sektor yang direndahkan, dimarjinalkan dan ditelantarkan padahal disitulah kekokohan ekonomi dimulai, ke tiga pemaknaan kembali akan arti daya saing terutama pengkonsolidasian dan pengorganisasian sumber daya manusia sebagai porosnya dengan meninggikan tanggungjawab kemanusiaan dan ketinggian/kesempurnaan penciptaan olehNYA, ke empat pemaknaan kembali akan dinamika dan relevansi pendanaan, finansial dan kontribusi pembangunan yg menyejahterakan dan membantu tercerahkannya kegelapan sistem keuangan.
Kemiskinan yang hakikinya sangat luas cakupannya sudah saatnya direvolusi pemberantasan dan penyelesaiannya. Karena hakekatnya kita hanyalah manusia kecil/wong cilik/si miskin di hadapanNYA Yang Maha SegalaNYA tetapi pemimpin peradaban yang besar di dunia. Tidak ada lagi rakyat kecil di dunia menjadi tujuan profetik tetapi kerendahan hati dan akal akan kebesaranNYAlah dalam kesadaran sebagai manusia yang kecil/wong cilik/si miskin diharibaanNYA memberi doa dan harapan agar tidak lagi direndahkan, dimarjinalkan dan ditelantarkan oleh negara, semua rakyat/masyarakat tanpa terkecuali. Jangan biarkan masyarakat tanpa arah dan berjalan sendiri-sendiri.
Meredifinisi dan meresolusikan pendekatan kesejahteraan yang membuka peluang dan kesempatan yang sama untuk sejahtera lahir dan bathin, dunia dan akhirat, dengan berusaha membuat terobosan agar semua khalayak memiliki relevansi ilmu dan teknologi, relasi positif dalam hubungan kemasyarakatan, kecerdasan yang utuh untuk berkarya, akses jaringan yang seluas mungkin, memiliki pengaruh berlandaskan meritokrasi, regulasi yang utuh,komprehensif dan memerdekakan, disamping tentu saja modal baik modal ekonomis maupun sosial bagi semua. Setiap kita memilki misi masing-masing secara struktutal dan kultural. Namun dipersatukan dalam tugas keilahian yang holistik untuk dapat lebih dan lebih lagi memberi dan berkontribusi untuk diri dan sesama. Hidup berkualitas dengan kesederhanaan dan kepantasan yang selalu ingin memberi kepada sesama atau mengejar kuantitas yang tak akan puas-puasnya dalam kerakusan menjadi pilihan yang jelas.
Ekonomi alternatif yang harus dijabarkan lebih lanjut dalam hukum yang berkeadilan, guna terjadinya pemaknaan yang utuh akan kesejahteraan(dunia&akhirat) sudah saatnya dimajukan. Sistem yang dibangun dan dikembangkan ini dapat menjadi pemukul pertama kemiskinan materi,immateri dan spiritual bagi semua.
Yang pertama alternatif pemikiran ekonomi akan makna pertumbuhan(growth) dan pengembangan(expanding) yang menghitung sampai berapa besar daya dukungnya bagi peradaban , ke dua pemaknaan kembali akan sektor usaha terutama pemberdayaan sektor yang direndahkan, dimarjinalkan dan ditelantarkan padahal disitulah kekokohan ekonomi dimulai, ke tiga pemaknaan kembali akan arti daya saing terutama pengkonsolidasian dan pengorganisasian sumber daya manusia sebagai porosnya dengan meninggikan tanggungjawab kemanusiaan dan ketinggian/kesempurnaan penciptaan olehNYA, ke empat pemaknaan kembali akan dinamika dan relevansi pendanaan, finansial dan kontribusi pembangunan yg menyejahterakan dan membantu tercerahkannya kegelapan sistem keuangan.
Kemiskinan yang hakikinya sangat luas cakupannya sudah saatnya direvolusi pemberantasan dan penyelesaiannya. Karena hakekatnya kita hanyalah manusia kecil/wong cilik/si miskin di hadapanNYA Yang Maha SegalaNYA tetapi pemimpin peradaban yang besar di dunia. Tidak ada lagi rakyat kecil di dunia menjadi tujuan profetik tetapi kerendahan hati dan akal akan kebesaranNYAlah dalam kesadaran sebagai manusia yang kecil/wong cilik/si miskin diharibaanNYA memberi doa dan harapan agar tidak lagi direndahkan, dimarjinalkan dan ditelantarkan oleh negara, semua rakyat/masyarakat tanpa terkecuali. Jangan biarkan masyarakat tanpa arah dan berjalan sendiri-sendiri.
Komentar
Posting Komentar